Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Mudrajad Kuncoro menilai pembelian gas melon dengan menggunaan kartu tanda penduduk (KTP) dan/atau Kartu Keluarga (KK) merupakan salah satu solusi agar subsidi tepat sasaran. Menurutnya, dengan mekanisme tersebut, gas melon akan benar benar diterima masyarakat yang membutuhkan. “Penggunaan KTP dengan single identity number ini bisa menjadi solusi, karena langsung mengenali pemegangnya,” jelas Mudrajad, Senin (29/1/2024).
Dalam hal ini, lanjut Mudrajad, urgensi penggunaan KTP dan/atau KK dalam pembelian gas melon adalah sebagai identifikasi. Yakni, untuk mengetahui apakah pembeli memang orang yang tepat atau tidak. “Tujuan penggunaan KTP dan/atau KK kan cuma satu, yaitu untuk mengidentifikasi apakah memang layak membeli gas tiga kilogram yang disubsidi,” urai Mudrajad.
Akademisi: Beli Gas Melon dengan KTP Bisa Jadi Solusi agar Subsidi Tepat Sasaran Koperasi Kalah Bersaing dengan Pinjol, Akademisi Ungkap Penyebabnya dan Solusi Agar Bisa Eksis Lagi Distribusi LPG Subsidi Tepat Sasaran, Pertamina Imbau Warga Segera Daftarkan KTP di Pangkalan Resmi
BBM Subsidi Harus Tepat Sasaran, BPH Migas Gandeng Pemprov Babel Agar Data Akurat dan Kuota Tepat Tabung Gas Subsidi 3 Kg Langka di Blora, Bupati Arief Rohman: Banyak yang Belum Tepat Sasaran Kuota Subsidi Solar 17 KL dan LPG 3 Kg 8 Juta Metric Ton, Ini Strateginya Agar Tepat Sasaran
Simulasi Makan Siang Gratis Dilaksanakan di Tangerang, Gibran Sebut Agar Bisa Tepat Sasaran Nantinya Ganjar, Harus Ada KTP Sakti karena Bansos Pemerintah Tidak Tepat Sasaran Identifikasi tersebut memang penting. Karena pada akhirnya, bisa memperlancar distribusi kepada masyarakat yang memang berhak.
Itu sebabnya Mudrajad juga mengusulkan, jika diperlukan maka bisa dipergunakan juga kartu identitas lain. Misal Kartu Indonesia Pintar, Kartu Program Keluarga Harapan (PKH), dan kartu kartu lain yang menunjukkan bahwa mereka layak mendapatkan subsidi gas melon. “Jadi memang harus ada cek dan ricek selain KTP. Apalagi, ada juga kalangan miskin yang tidak memiliki KTP,” kata dia.
Selama ini memang sering terjadi bahwa bukan hanya keluarga miskin serta usaha mikro yang menggunakan, tetapi juga kalangan menengah ke atas. Padahal, imbuhnya, tujuannya subsidi adalah membantu kalangan tidak mampu. “Dalam praktik, banyak juga orang kaya maupun rumah makan juga menggunakan gas tiga kilogram itu,” ujar Mudrajad.
Ini kan berarti tidak tepat sasaran,” tuturnya. Karena itulah selain penggunaan KTP dan/atau KK, Mudrajad juga meminta agar masyarakat mampu tidak lagi menggunakan gas melon. Alasannya jelas, karena subsidi memang tidak ditujukan untuk mereka.
“Kalangan menengah ke atas harus tahu diri, tidak menggunakan gas tiga kilogram tetapi yang lima kilogram atau 12 kilogram,” jelasnya. Selain itu, Mudrajad juga mengusulkan agar ke depan, juga dilakukan perluasan pemanfaatan jaringan gas. Melalui sambungan pipa langsung ke rumah rumah, dia menilai, subsidi gas juga bisa lebih tepat sasaran.
“Solusi lain, kita kan punya PGN. Kenapa tidak disalurkan dengan pipa langsung ke rumah tangga seperti di negara maju? Di beberapa daerah, PGN sudah masuk dengan cara itu dan feasible secara ekonomi,” pungkasnya.